Dapatkan Paradigma-paradigma untuk Kesuksesan dalam Hidup, Karier dan Bisnis dari Blog ini

Dapatkan Paradigma-paradigma untuk Kesuksesan dalam Hidup, Karier dan Bisnis dari Blog ini

MISSION OF "INCREDIBLE PARADIGMS"

HELPING ANY PEOPLE / CORPORATION TO IMPROVE THEIR "PARADIGMS" TO FACE THE WORLD IN ORDER TO BE MORE SUCCESSFUL IN THEIR OWN WHOLE LIFES AND THEIR OWN COMMERCIAL BUSINESSES

FIND YOUR OWN SUCCESSFUL LADDER !

FIND YOUR OWN SUCCESSFUL LADDER !
A HIGHWAY TO BE MORE SUCCESSFUL IN YOUR OWN WHOLE LIFE !!!

DO YOU NEED SOME TRAININGS TO ENHANCE YOUR PARADIGM ?

YOU CAN ORDER TRAININGS FOR INDIVIDUAL OR COMPANY. SOME KIND OF TITLES "IN-HOUSE TRAINING" AMONG OTHER ARE AS FOLLOWS :


1. INCREDIBLE PARADIGMS
2. ACHIEVEMENT MOTIVATION
3. MOTIVATIONAL LEADERSHIP
4. PERSONAL EFFECTIVENESS
5. FUTURISTIC LEADERSHIP
6. COACHING & COUNSELING
7. CREATIVE DECISION MAKING
8. FINANCE FOR NON-FINANCE
9. SERVICE EXCELLENCE
10. CUSTOMER SERVICE
11. Etcetera...


PLEASE CONTACT

HOTLINE SERVICE :
0878-7063-5053 (Fast Response)
( Telp / SMS / Whatsapp / BBM PIN : 53AB4CC8 )

CONTACT PERSON :
Mr. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Mrs. Dra. Latifah Shobrie

WEBSITES :
www.hardhismart-consulting.blogspot.com
www.kingoftraining.blogspot.com
www.tokosdm.blogspot.com

E-MAILS :
m.shobrie@gmail.com
hardhi.smart.consulting@gmail.com

PROFILE OF "HARD-Hi SMART CONSULTING" :

HARD-Hi SMART TRAINING (Sample Video) :

"SERVICE EXCELLENCE" of A Hotel Customer Service

Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar di suatu hotel berbintang lima saya melihat suatu kejadian yang menarik sekali untuk kita teladani, yakni bagaimana seseorang menghadapi orang lain yang sedang penuh dengan kemarahan dan emosi yang meledak-ledak.

Saat itu pukul 17:00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu baru. Orang di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah. Pegawai tersebut berkata : "Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar 'single' untuk Anda".

"Single..!!!", bentak orang itu, "Saya memesan double", kata orang itu.

Pegawai tersebut berkata dengan sopan : "Coba saya periksa sebentar". Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata : "Maaf Tuan, Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau memang ada. Tetapi semua kamar double sudah penuh".

Tamu yg berang itu berkata : "Saya tidak peduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double".

Kemudian ia mulai bersikap "Anda-tau-siapa-saya…," diikuti dengan "Saya akan usahakan agar Anda dipecat !”. Anda lihat saja nanti. Saya akan buat Anda dipecat".

Di bawah serangan gencar, pegawai muda tersebut menyela : "Tuan, kami menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda".

Akhirnya, sang tamu yg benar-benar marah itu berkata: "Saya tidak akan mau tinggal di kamar yg terbagus di hotel ini sekarang, manajemennya benar-benar buruk," katanya. Lalu ia pun keluar…

Saya menghampiri meja penerimaan tamu tersebut sambil berpikir si pegawai pasti akan marah setelah baru saja dimarahi habis-habisan. Tetapi, Wow…sebaliknya, ia malah menyambut semua orang dengan salam yang ramah sekali "Selamat malam…”.

Ketika ia mengerjakan pekerjaan rutin dalam mengatur kamar untuk saya, saya sempat berkata kepadanya : "Saya mengagumi cara-cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda benar-benar sabar…".

"Ya, Tuan", katanya, "Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu. Anda lihat, ia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya Cuma korban pelampiasan kemarahannya. Orang yang malang tadi mungkin baru saja ribut dengan istrinya…, atau bisnisnya mungkin sedang lesu…, atau barangkali ia merasa rendah diri…, maka tadi adalah kesempatan emas untuk melampiaskan semua kekesalannya".

Pegawai tadi menambahkan : "Pada dasarnya ia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang juga begitu..".

Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya, "Pada dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik. Kebanyakan orang juga begitu…".

WHERE IS THE STRENGHT ?

Ada kekuatan di dalam cinta…,

Orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat, karena ia bisa melindungi dan mengayomi orang lain dengan tanpa pamrih…

Ada kekuatan dalam senyum yang tulus…,

Orang yang tersenyum tulus adalah orang yang kuat, karena ia tak pernah bisa dibuat susah oleh orang lain…

Ada kekuatan dalam kedamaian diri…,

Orang yang dirinya penuh damai adalah orang yang kuat, karena ia tak pernah dapat diperangi oleh siapapun dan dimanapun…

Ada kekuatan di dalam kesabaran…,

Orang yang sabar adalah orang yang kuat karena ia sanggup menanggung segala beban dan derita tanpa merasa terbebani dan tersakiti…

Ada kekuatan di dalam kemurahan hati…,

Orang yang murah hati adalah orang yang kuat karena ia tak pernah merasa kekurangan dalam kemiskinan untuk memberi kepada sesama…

Ada kekuatan di dalam kebaikan…,

Orang yang baik adalah orang yang kuat karena ia mampu menahan diri untuk tidak berbuat dzolim…

Ada kekuatan di dalam kesetiaan…,

Orang yang setia adalah orang yang kuat karena ia mampu mengalahkan nafsu untuk berlaku serong…

Ada kekuatan di dalam kelemah-lembutan…,

Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam...

Ada kekuatan di dalam kejujuran…,

Orang yang jujur adalah orang yang kuat karena ia bisa mengendalikan diri dari segala nafsu keduniawian…

SOFT SKILL : "THE CAPABILITIES"

Keserba-bisaan seperti halnya kelenturan dapat terus dikembangkan. Orang yang serba bisa cenderung mendekati berbagai situasi sebagai suatu kesempatan baru untuk belajar dan meningkatkan diri secara terus menerus. Setiap orang bisa memilih apakah akan menjadi serba bisa atau tidak melalui 5 ciri khas yang utama.

Ciri-ciri khas Utama Keserba-bisaan adalah sebagai berikut :

1. KEULETAN (ADVERSITY)

Keuletan berarti mengatasi keadaan walaupun ada kemunduran, hambatan-hambatan atau sumber daya yang terbatas. Keuletan merupakan ukuran ketangguhan dan kegigihan. Keuletan juga berhubungan dengan kekuatan emosional dan kekuatan mental. Keuletan melibatkan perilaku yang akan menuju sukses akhir melalui upaya-upaya yang gigih dan pantang menyerah (never give-up).

Sejarah penuh dengan contoh pribadi-priadi yang “Pantang Menyerah” yang beberapa diantara mereka lebih positif dan memiliki keyakinan diri yang tinggi seperti diantaranya : Jenderal Sudirman, Cut Nyak Dien, Soekarno, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Mozart, Bethoven, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2. WAWASAN (SENSE OF FUTURE)

Wawasan merupakan kemampuan Penginderaan Jauh ke Depan (a whole new sense of future). Seseorang yang mempunyai wawasan bisa melihat hasil yang diinginkan untuk masa mendatang serta bagaimana cara mencapainya. Wawasan memberikan fokus umum untuk membangkitkan energi orang ke arah maksud dan tujuan yang ingin dicapai serta strategi tindakan untuk sampai ke sana.

Dengan laju kecepatan, sifat dan arah perubahan di zaman sekarang ini tanpa adanya wawasan untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di masa yang akan datang, seseorang bisa terjebak dalam hal-hal sepele yang tanpa tujuan yang fokus mengenai kegiatan yang harus terus dimiliki dan dijalankan.

Wawasan dapat merupakan berbagai dimensi seperti mulai dari : mencari uang lebih banyak, mengakhiri sebuah masalah, meningkatkan situasi, menciptakan inovasi, atau sampai kepada mendapatkan lebih banyak hal-hal yang menyenangkan.

Kemampuan berwawasan bisa dikembangkan dengan membayangkan 5-10 tahun ke depan dan membayangkan bagaimana Diri Kita dan Perusahaan Kita saat itu. Dengan demikian kita bisa mengestimasi dan memperkirakan kesenjangan-kesenjangan apa saja yang ada saat ini untuk ditutup dan dieliminasi, sehingga kita bisa menyusun rencana sehubungan dengan ekstrapolasi tersebut.

3. PENUH PERHATIAN (ATTENTIVE)

Sikap penuh perhatian berarti menyadari “apa saja yang sedang berlangsung di lingkungan kita”. Sikap penuh perhatian berhubungan dengan kemampuan membaca situasi yang tersirat (implicit). Ini bisa dari sesederhana memperhatikan ketika seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita.

Bersikap penuh perhatian berarti mengosongkan diri dari pemikiran-pemikiran diri kita sendiri secara subyektif (mampu melihat dari kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan pikiran untuk mau melihat segala hal di luar diri kita.

Orang yang penuh perhatian juga tahu kapan ia harus bertindak dan kapan ia tidak boleh bertindak. Orang yang tergolong penuh perhatian akan bermain dalam hal : kecenderungan, pola-pola, variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian akan memiliki sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, gagasan ataupun saran-saran dari orang lain.

4. KECAKAPAN (PROFESSIONAL SKILL)

Kecakapan adalah kemampuan dan keahlian spesifik pada bidang-bidang tertentu yang telah dipilih seseorang. Kecakapan tidak cukup hanya “mampu mengerjakan” tetapi juga memiliki kemampuan “memecahkan masalah” (trouble shooting) di bidangnya tersebut. Hal ini memungkinkan Anda untuk dengan cepat dan cekatan mengembangkan dan memperagakan pengetahuan kerja yang baru dan berbeda dalam kaitannya dengan persoalan, orang-orang dan situasi kerja.

Memperlihatkan KECAKAPAN melibatakan keharusan dalam hal : mengetahui apa-apa yang Anda kerjakan dan lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, bagaimana cara menyelesaikan masalah yang terjadi di dalamnya, serta mengkomunikasikan dan mensosialisasikannya secara efisien dan efektif dengan orang-orang di dalam lingkup kerja yang lebih kecil ataupun skup perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan atas para pencetak prestasi yang tinggi, dikatakan bahwa kecakapan pribadi (self-capability) memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam mencapai kecakapan kerja (work-capability). Orang-orang yang memiliki kecakapan pribadi tinggi akan menetapkan tujuan dan sasaran pribadi yang realistis, mengantisipasi hambatan yang akan mempengaruhi kemajuan dan mengambil tindakan yang bisa memberikan sumbangan secara terus menerus kepada keberhasilan dan kesuksesan. Secara berkala, mereka juga akan melakukan kontemplasi (perenungan diri) tentang apa-apa yang sudah diperbuat dan hasil-hasil apa yang telah dicapai selama ini.

5. INTROSPEKSI (INTROSPECTION)

Introspeksi adalah kemampuan untuk memprakarsai perubahan, mengevaluasi diri dan membuat koreksi diri yang berlangsung terus menerus tanpa henti. Seorang ahli psikologi terkenal yang bernama David McClelland menamakan kemampuan ini sebagai LOCUS OF CONTROL INTERNAL.

Orang-orang yang memiliki Locus of Control Internal yang tinggi apabila menemukan kegagalan dalam segala hal maka yang pertama-tama ia akan melihat dulu jauh ke dalam dirinya yang menjadi penyebab kegagalan tersebut bukan malah menyalahkan faktor dari luar dirinya (mis: manajemen, atasan, bawahan, perusahaan, system kerja, dsb). Ia berusaha keras untuk mencari Umpan Balik sebagai Hadiah Cuma-Cuma untuk memecahkan masalah kegagalan yang dihadapinya. Mereka terdorong untuk menjadi Pribadi yang lebih baik dan bukannya menjadi Pribadi yang paling benar. Orang-orang seperti ini akan tahu dan sadar bila mereka memperlihatkan pola perilaku dan sikap yang tidak produktif.

Koreksi diri berfokus pada dorongan untuk mendapatkan kualitas pribadi yang unggul, koperatif dan kolaboratif bukan malah menjadikan pribadi yang pasif, massive atau eksklusif. Umumnya, orang menganggap tidak perlu adanya perubahan atau memikirkan perubahan bila dirasakan tidak adanya kesalahan (no fault) atau bila sesuatu itu berjalan dengan baik (running well). Hanya kalau sesuatu yang masih baru, tidak lengkap atau tidak sempurna mereka baru melihat kesempatan untuk membuat koreksi. Padahal ada ataupun tidak adanya hal tersebut, Peningkatan (improvement) harus terus menerus dijalankan, karena kepastian PERUBAHAN ke arah yang lebih baik TERUS MENERUS BERLANGSUNG di dunia ini apapun alasannya.

Salah satu teknik yang paling sederhana untuk melakukan introspeksi atau koreksi diri adalah dengan menyediakan waktu + 5 menit setiap harinya untuk melakukan peninjauan harian dan mencatatnya dalam Jurnal Pribadi mengenai kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta tindakan-tindakan apa saja yang harus dilakukan selanjutnya untuk memelihara dan meningkatkan kemajuan tersebut.

SOFT SKILL : "THE FLEXIBILITIES"

Dimensi kelenturan melibatkan Sikap Pribadi Anda terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi yang Anda hadapi. Ini menunjukkan kesediaan Anda untuk mengubah Perspektif dan Posisi kalau keadaan memungkinkan.

Berikut ini adalah 5 (lima) CIRI-CIRI POSITIF yang mereflesikan Fleksibilitas Anda :

1. KEYAKINAN DIRI (SELF CONFIDENCE)

Memiliki keyakinan berarti percaya pada diri sendiri dan mempercayai penilaian dan kecerdikan Anda sendiri. Dalam banyak bukunya Dr. Nathaniel Branden mendefinisikan Harga Diri sebagai sejumlah keyakinan diri dan menghargai keyakinan diri sendiri. Keyakinan diri adalah mempercayai bahwa Anda bisa berfungsi dengan cukup baik di dunia. Orang yang mempunyai keyakinan diri tinggi juga bisa membangkitkan perasaan kredibilitas pada diri orang lain melalui pendekatan yang Proaktif, Optimistis dan Progresif.

Memiliki keyakinan dalam berbagai situasi misalnya dalam memperoleh pengaruh dengan seseorang atau dalam menangani beban pekerjaan, akan bermula dari pengalaman diri pribadi secara umum yang telah terbukti dalam menghadapi tantangan hidup yang dinilai relatif sukses.

Keyakinan diri dapat dibina dengan mencatat semua keberhasilan dan mengukuhkan kekuatan batin yang memberikan kontribusi atas keberhasilan tersebut. Setelah itu penting untuk mencatat Kekuatan Yang Lebih Baru yang telah muncul demi peningkatan diri yang berkesinambungan (self-improvement).

2. TOLERANSI (TOLERANCE)

Toleransi berarti terbuka terhadap pandangan-pandangan dan praktek-praktek yang berbeda dengan pandangan dan praktek yang kita lakukan sendiri. Banyak orang diantara kita yang harus belajar menjadi Toleran di dunia yang berciri khas Realita Faktual adanya perbedaan antar manusia. Perbedaan merupakan Khazanah Realitas Hidup yang tidak akan bisa dihilangkan kenyataannya namun hanya bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan lebih baik untuk menghasilkan yang terbaik. Dengan demikian hal itu akan menumbuhkan wawasan dan pikiran baru ketika secara realistis berurusan dengan realitas orang lain – bukan hanya realitas diri kita sendiri.

3. EMPATI (EMPHATETIC)

Akar kata Empati adalah Pathos, kata dalam Bahasa Yunani yang berarti Perasaan. Simpati berarti mengakui perasaan orang lain, tetapi Empati mengatakan : “Saya memahami bagaimana Anda merasakan. Saya bisa menempatkan diri saya pada posisi Anda”. Bila Simpati menghasilkan kebaikan hati dan kadang-kadang belas kasihan, maka Empati akan menghasilkan pengakuan yang sesungguhnya tentang perasaan orang lain tanpa harus mengambil tanggung-jawab untuk itu.

Empati jauh lebih mudah dirasakan kalau kita peduli terhadap orang lain dan merasakan bagaimana ia merasakan. Dalam dunia Bisnis, Politik atau Profesi rasa Empati mungkin tidak akan datang dengan mudah. Menerapkan Empati pada prakteknya akan melibatkan emosi, perhatian atau rasa takut kita. Ini akan melibatkan pemikiran dan perasaan positif melalui dorongan Lemah Lembut yang akan diberikan kepada orang lain ketika mereka membutuhkannya.

4. SIKAP POSITIF (POSITIVE BEHAVIOR)

Sikap Positif berarti memelihara harapan optimistis tentang orang lain atau situasi. Ini berasal jauh dari dalam jiwa kita sendiri. Sikap positif dibina dengan cara memiliki apresiasi terhadap kehidupan dengan berasumsi bahwa diri kita dikelilingi oleh orang-orang yang benar-benar peduli dengan kesejahteraan kita.

Aspek-aspek dalam melaksanakan Sikap Positif :

· Mengenali dan mengakui siapa diri kita dan apa tujuan hidup kita.

· Mengetahui kekuatan yang kita miliki dan yang harus kita bina untuk mencapai maksud dan tujuan hidup kita.

· Memperkuat dan melengkapi diri kita dengan sumber energi lain atau energi pelengkap.

Misal : Hubungan yang penuh dukungan akan memberikan semangat baru yang positif ketika sumber daya kita sendiri semakin sedikit yang akan memulihkan diri kita dari kemunduran dan kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan.

5. RASA HORMAT (RESPECTFUL)

Ciri Positif ke-5 yang mencerminkan Fleksibilitas adalah Rasa Hormat Kepada Orang Lain. Kalau kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakuakn mungkin akan menimbulkan Ketegangan, sebab orang lain mungkin tidak menyukai cara-cara kita tersebut. Sebaliknya, kalau kita memperlakukan orang lain dengan cara sebagaimana mereka ingin diperlakukan maka hakekatnya kita telah menangkap inti dari fleksibiltas diri kita yang sebenarnya.

Menghormati orang lain, berarti belajar memperlakukan orang lain secara berbeda menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan mereka bukannya menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan diri kita sendiri. Hal ini bisa mengarah kepada pengertian Moral dan penerimaan diantara individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal ini juga menunjukkan INTEGRITAS PRIBADI seseorang.

Rasa hormat kepada orang lain, mungkin lebih mudah dipahami sebagai: “usaha mencari kepentingan umum yang dibagi bersama dan kemudian dikerjakan bersama-sama untuk mencapai hasil yang menang-menang (win-win)”.

GUIDANCE & TIPS : "Giving Positive Image to Others"

  1. CARA BERBICARA (THE WAY TO SPEAK)

Cara berbicara seseorang sangat berpengaruh dan berperan dalam memberi kesan terhadap penilaian orang kepada diri pribadi orang yang bersangkutan.

Untuk mengetahuinya, disini akan dijelaskan dan dikemukakan 4 macam cara / gaya bicara seseorang yang secara umum dapat kita kenali, yaitu sebagai berikut

1. Gaya Bicara Berpanjang-panjang (Not To The Point Talk)

Orang dengan gaya bicara seperti ini menandakan bahwa orang tersebut tidak efisien karena tidak dapat langsung kepada inti / pokok pembicaraan, sehingga tidak dapat memfokuskan pada permasalahan yang sebenarnya. (walaupun mungkin sangat efektif untuk mengelak atau menghindar).

Perlu diketahui :

· Efisien, berarti : berdaya guna yang berarti juga penghematan sumber daya yang ada (mangkus).

· Efektif, berarti : berhasil guna atau mencapai sasaran / tujuan (sangkil).

Gaya bicara bertele-tele ini seringkali kita jumpai pada para pejabat pemerintah / birokrat (terutama: orde baru), sangat diplomatis dan politis serta sering mengulang-ulang kata (repeated words).

2. 2. Gaya Bicara Mengandung Arti Ganda (Multiple Meaning Talk)

Gaya bicara seperti ini sering kita jumpai pada para sastrawan, seniman maupun ahli filsafat (filosof). Budayawan dan sosiolog juga acapkali menggunakan gaya bicara ini. Gaya bicara seperti ini menimbulkan beberapa (=lebih dari satu) interpretasi yang berbeda dikarenakan menggunakan kata-kata yang mengandung arti lebih dari satu makna (makna ganda), sehingga pemahaman atas keseluruhan kalimat juga menjadi bermacam-macam pengertian.

CONTOH

Pembicaraan antara dua orang yang berbeda agama dan bangsa.

Pembicaraan dalam Bahasa Inggris tersebut sebagai berikut :

A : ( Orang Amerika beragama Kristen)

B : (Orang Indonesia, Suku Sumatera Barat, beragama Islam)

A : Do you like Salad ?

B : Of course, I have it five times a day. (means:Shalat)

A : Oh…You’re great ! I can’t imagine it.

By the way, what kind of Dressing do you put on your Salad ?

B : I put Sarung on my Shalat !

A : What ??? What dressing ??? (surprise)

B : Sarung !

A : I have never heard it before !

B : Absolutely You have not ! Because you’re a Christian and I am a Moslem.

A : ??? (confuse)

What’s the relationship between a Christian and a Moslem in having Salad ?!!

Akhirnya keduanya jadi bertengkar (seolah-olah SARA) gara-gara percakapan tersebut. Si A : Salad maksudnya adalah makanan. Sedangkan si B : Shalat (penyebutan sebenarnya adalah Sholat bagi umat Islam).

2. 3. Gaya Bicara Menggunakan Kata Yang Tepat (Using Proper Word Talk)

Gaya bicara dengan memakai kata-kata yang tepat pemakaiannya biasanya kita jumpai pada para ilmuwan (scientist), cendikiawan serta orang-orang yang tingkat intelektualitasnya tinggi. Orang-orang yang menggunakan gaya bicara ini adalah pribadi-pribadi yang menginginkan efisiensi dalam berbicara serta menginginkan tercapainya efektifitas dalam pencapaian tujuan pembicaraannya. (Ingat : Walaupun efisien tapi belum tentu efektif !).

Dengan menggunakan kata-kata yang tepat (fit and proper words) ini bertujuan untuk dihindarkannya 3 (tiga) hal berikut :

· Kesalahtafsiran (mis-interpretation)

· Kesalahfahaman (mis-understanding)

· Kesalahan komunikasi (mis-communication)

Berbicara dengan menggunakan kata-kata yang tepat pemakaiannya ini biasanya terkait dengan pembahasan suatu masalah keilmuan tertentu yang mengharuskan penggunaan istilah-istilah (terminology) dalam bidang ilmu tertentu, sehingga para pendengar diharapkan memahami dengan sangat jelas arti dan maksud dari pembicaraan tersebut.

Istilah-istilah (terminology) tersebut sering digunakan dalam pembahasan disiplin ilmu-ilmu diantaranya : ekonomi, kedokteran, politik, hokum, keuangan, akuntansi, manajemen, social, dsb.

3. 4. Gaya Bicara Efektif dan Efisien (Effective and Efficient Talk)

Gaya bicara ini merupakan kombinasi dari ketiga gaya bicara yang telah disebutkan di atas, yakni dengan cara melihat dan mepertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

· Siapa yang diajak bicara (who is the communicatee)

· Apa yang dibicarakan (what is the topic matters)

· Waktu dan saat pembicaraan (time and duration of talk)

· Tempat pembicaraan (place of talk)

· Tujuan pembicaraan (goal of talk)

Kelima hal tersebut merupakan acuan (term of references) bagi si pembicara dalam melakukan pembicaraannya untuk menghasilkan komunikasi lisan (oral communication) yang berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) bagi tujuan (goal) yang ingin dicapai oleh si penutur / pembicara.

B. EKSPRESI WAJAH (MIMIC EXPRESSION)

Ekspresi wajah adalah raut / roman muka yang terlihat dan muncul pada saat menghadapi / dihadapkan pada situasi-situasi tertentu yang mengakibatkan berubahnya raut wajah seseorang.

Misalnya :

· Pada saat seseorang merasa keheranan atau keanehan yang dijumpai / ditemui, maka biasanya ia akan mengangkat alis matanya tinggi-tinggi disertai dengan sorot mata yang berusaha mencari tahu atau mencari jawabannya.

· Ketika seseorang harus berpikir keras untuk mengingat-ingat sesuatu, maka ia akan mengernyitkan dahi dengan pandangan mata tajam tanpa ada yang dipandang (glancing toward nothing).

· Pada saat seseorang merasa senang atau gembira, maka hal ini akan ditampilkan dengan muka berseri-seri dan dengan disertai dengan merekahnya bibir yang menandakan sedang tersenyum atau tertawa kecil.

· Pada saat orang berada dalam kesulitan / kesusahan / kesedihan maka raut wajah yang tampil adalah ekspresi kesedihan yang ditandai dengan seolah-olah wajah tersebut sedang cemberut yang biasanya disertai dengan emosi yang tinggi pula.

· Bila bibir bawah seseorang kelihatan turun ke bawah, itu tandanya sedang mencibir atau mencela / menghinakan seseorang.

Demikian banyak sekali contoh-contoh ekspresi wajah seseorang dalam berbagai situasi. Untuk itu kita harus pandai-pandai menangkap sinyal / tanda tersebut agar kita tidak salah dalam bersikap dan bertindak yang dapat menimbulkan konflik antar pribadi, baik konflik secara lisan maupun konflik secara fisik yang akibatnya tidak kita inginkan.

Begitupun kita harus pandai-pandai mengekspresikan wajah kita agar orang lain tahu bahwa kita sedang dalam situasi tertentu. Tentu saja keadaan-keadaan yang ekstrim yang mungkin dapat terjadi harus mampu kita hindarkan demi menjaga kesan positif orang lain terhadap diri kita.

C. SIKAP TUBUH (POSTURE)

Sikap tubuh adalah gerak tubuh seseorang (bukan bahasa tubuh) ketika orang tersebut sedang melakukan sesuatu.

Untuk menimbulkan citra atau kesan yang positif bagi diri kita, sikap tubuh ini hendaknya yang lumrah / umum digunakan oleh sebagian besar (mayoritas) orang sehingga tidak menimbulkan kesalahtafsiran (mis-interpretation) bagi orang lain yang kebetulan melihat / memandangnya.

Sehingga dengan demikian kita mengambil sikap tubuh yang dapat diterima secara umum (generally accepted).

D. GERAKAN TANGAN (GESTURE)

Gesture adalah gerak gerik tangan ketika seseorang sedang melakukan sesuatu atau ketika ingin mengatakan sesuatu namun tidak dengan bahasa “verbal”, tetapi sebagai gantinya adalah dengan menggunakan gerakan tangan.

Di dalam kepramukaan (pandu), hal ini sering dikenal dengan nama “Semapur”.

CONTOH-CONTOH GESTURE, antara lain :

· Mengacungkan jempol (ibu jari) ke atas, dapat berarti : memuji kehebatan seseorang, ingin mengatakan berhasil / sukses.

· Mengacungkan ibu jari namun ke arah bawah, berarti :

~ Kebalikan dari gerakan ibu jari ke atas,

~ mengejek / menghina,

~ menganggap kecil / enteng seseorang,

~ menganggap kecil / enteng sesuatu hal.

· Menyilangkan telunjuk di dahi, berarti :

~ Ingin mengatakan : “gila”, “tidak waras”, dll.

~ Mengisyaratkan sesuatu yang luar biasa buruk/jelek keadaannya (ekstrim negatif).

· Jari tekunjuk dan jempol membentuk lingkaran, berarti :

~ Ingin mengatakan : “setuju!”

~ Sesuatu yang dapat disetujui atau dimengerti

~ Ingin mengatakan : “okey!”, “baiklah!”

· Jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf “V”, berarti :

~ Perdamaian

~ Tidak ingin keributan/damai

~ Kalem (calm-down) saja

E. BAHASA TUBUH (BODY LANGUAGE)

Bahasa tubuh merupakan gerakan gabungan yang terpadu antara ekspresi wajah, sikap tubuh dan gerakan tangan, yang menghasilkan suatu bahasa yang dapat ditangkap dan dimengerti oleh orang lain tanpa melakukan “bahasa verbal/lisan”.

Para ahli komunikasi mengatakan bahwa 55-60% komunikasi tatap muka (face to face communication) adalah melalui Non Verbal Language (bukan bahasa tutur/lisan). Dengan kata lain, kita lebih sering berkomunikasi lewat perasaan dan tingkah laku (feelings and attitudes) daripada melalui kata-kata dan tekanan suara (words and tone of voice).

Kita mempunyai 7-10 detik untuk membuat kesan pertama yang baik (a good first impression). Ada juga yang mengatakan : “the first 3 minutes impression is more significant than ever…”. Artinya bila kita telah melampauai kesan 3 menit yang pertama maka selanjutnya menjadi mudah dan tidak ada masalah yang berarti. Atau seperti kata iklan produk parfum : “Kesan pertama begitu meyakinkan…, selanjutnya terserah anda…”

Bahasa tubuh untuk masing-masing bangsa berbeda-beda interpretasinya sesuai dengan tradisi (tradition) dan kebiasaan (habit) dari masing-masing negara. Oleh karena itu dalam melakukan body language, kita harus menyadari jangan sampai menyinggung perasaan apalagi membuat marah orang dari berbeda tradisi dan kebiasaan tersebut.

CONTOH PERBEDAAN ini, misalnya :

· Kalau di Indonesia, bila kita mengatakan “pusing/sakit kepala” dengan cara : menggerakkan telunjuk berputar-putar di samping pelipis kita.

Namun, bagi orang Eropah (terutama Inggris), hal ini berarti mengejeknya dengan seolah-olah mengatakan “You are Crazy”.

· Begitu juga, bila kita sedang berbicara dengan orang Jerman dan Austria jangan sekali-kali kita sering-sering mengelus-elus dagu kita dengan 2 atau 3 jari ke arah bawah, hal ini berarti penghinaan bagi mereka.

Mengenai gerakan tangan dan posisi tubuh ini, ada beberapa tips yang perlu diingat, agar kita tidak terkesan negatif bagi orang yang diajak berkomunikasi atau orang lain.

Here are a few guide-lines :

· Offer a strong handshake. Avoid those limp grips that communicate you lack of energy and drive.

Caution : Don’t use a bone-crushing handshake that signals you are trying to show off your strength.

· Maintain good eye contact, but don’t overdo it. Beware of what speaking coach Bert Decker calls “eye-dart” (avoiding the eyes of another person when your ayes meet). It gives the appearance of a “Scared Rabbit”.

· Don’t send mixed signals.

Example : Don’t lean forward in a chair to communicate you are paying attention and then glance around the room as if you are bored.

· Watch nervous mannerism while someone is speaking to you. Avoid such things as tapping your fingers or doodling. These gestures indicate you are not paying attention and label you as “inconsiderate”.

Caveat : Be aware of the differences between a sincere smile and a phony one. The sincere smile flashes repeatedly at appropriate times. The phony one appears forced and fades quickly.

· Avoid folding your arm against your chest when someone is talking to you. People have come to interpret this signal as a barrier to accepting ideas.

· Avoid slouching and other bad postural habits that make you look as if you lack confidence.

· When talking with people from other countries, be sure to know how they interpret gesture.

Example : Avoiding scratching your chin downward with your first two fingers when conversing with people from Germany or Austria.This gesture is an insult, meaning “You are talking rubbish”.

(These tips released by Desmond Morris – Crown Trade Paperbacks)

HOW DO YOU BEHAVE ON CRITICS ?

Apa yang akan Anda lakukan ketika seseorang mengkritik Anda di kantor? Setidaknya ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan :

1. Jika kritik itu benar, konstruktif tidak destruktif dan Anda memang bertanggung jawab untuk itu, terimalah dan ucapkan terima kasih untuk kritik yang telah diberikan rekan kerja Anda.

2. Jika sebagian dari kritik itu benar, terima bagian yang benar tersebut, dan jelaskan bahwa sebagian lainnya tidak tepat.

3. Jika kritik itu ditujukan pada sesuatu yang bukan merupakan kesalahan Anda, tapi kesalahan salah seorang rekan di bagian Anda, bisa saja Anda menerima kritik tersebut dan menyampaikannya pada teman yang bertanggung jawab, atau Anda juga bisa bilang bahwa itu bukan kesalahan Anda.

4. Jika kritik itu salah atau sama sekali tidak tepat, katakan bahwa itu kritik tidak benar atau destruktif. Tidak perlu berdebat panjang lebar, jadi katakan bahwa kritik itu salah dengan tenang dan masuk akal.

GUIDANCE & TIPS : "Generating Incredible Human Resource begin since Childhood"

Bagi Orang Tua mempunyai anak adalah sesuatu yang sangat membahagiakan, apalagi bila anak tersebut sudah sekian lama didambakan oleh para orang tua yang pada kenyataannya sulit memperoleh keturunan dikarenakan sesuatu hal. Anak merupakan buah kasih sayang dan cinta dalam hidup berumah tangga. Keluarga yang sejahtera secara materi namun belum dikaruniai seorang anak kiranya tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan keluarga sederhana namun dikaruniai anak-anak yang lucu, manja dan pintar. Dalam suatu keluarga mempunyai anak merupakan hiburan tersendiri yang tidak bisa digantikan dengan jenis hiburan manapun di dunia ini. Melihat anak kita yang sedang bermain, bercanda dan tertawa di dalam rumah kita menjadikan obat mujarab bagi orang tua yang sudah seharian sibuk bekerja di luar rumah mencari rizki untuk anak dan isteri tercinta.

Namun disisi lain dari kebahagian memperoleh seorang anak sebagai titipan dari Tuhan, kita selaku orang tua mempunyai kewajiban untuk dapat menumbuh-kembangkan anak secara maksimal, baik segi fisik, mental maupun intelektualnya, karena hal itu merupakan hak bagi seorang anak yang telah dilahirkan ke dunia ini.

Anak-anak dilahirkan dalam keadaan lemah panca inderanya, oleh karena itu tugas orang tuanyalah untuk menguatkan pertumbuhan fisik anak dan juga merangsang pertumbuhan anak agar tumbuh-kembang anak berlangsung seimbang dan sempurna.

“SETIAP ANAK ITU DILAHIRKAN SEBAGAI JENIUS, DAN ORANG TUA MENGHABISKAN 6 TAHUN PERTAMA MASA HIDUPNYA UNTUK MEMBUAT MEREKA TIDAK / BUKAN JENIUS.” (Buckminster Fuller)

Kebanyakan para orang tua lebih memperhatikan pertumbuhan anak-anak mereka dengan memberikan makanan-makanan yang berlebihan, pakaian-pakaian yang bagus dan mainan-mainan yang kurang bermanfaat, tetapi kurang memperhatikan kebutuhan mendasar yang sangat vital bagi perkembangan anak.

Dikarenakan tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua, maka banyak orang tua yang tidak tahu cara memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Sedangkan pada dasarnya Orang Tua adalah Guru Yang Paling Utama, dan Rumah adalah Sekolah Yang Paling Baik bagi anak.

Ada beberapa hal yang Sangat Perlu diketahui oleh Para Orang Tua, yakni :

· Peranan Orang Tua Thd Tumbuh Kembang Anak.

· Bagaimana Potensi Intelektualitas Seorang Anak.

· Cara Mengoptimalkan Potensi Intelektual Anak.

PERANAN ORANG TUA TERHADAP

TUMBUH KEMBANGNYA ANAK

Berdasarkan Suatu Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan & Kebudayaan (Depdikbud) yang telah dipublikasikan pada Bulan Mei 1994 lalu, diketahui bahwa Para Orang Tua di Negara Indonesia ini dapat diklasifikasikan kedalam sebagai berikut :

§ 85% = Para Orang Tua tidak mampu mengawasi anak.

§ 68,1% = Orang Tua bersikap tidak tegas terhadap anak.

§ 56% = Orang Tua tak mampu bimbing secara akademik.

§ 58% = Orang Tua selalu membela anak yang salah.

Melihat hasil dari penelitian tersebut, nampak sekali bahwa para orang tua di Indonesia belum menjalankan tugasnya selaku orang tua dengan baik.

Perhatian, ajara-ajaran dan kebiasaan-kebiasaan yang diberikan orang tua mereka di rumah merupakan program pra-sekolah yang terbaik di dunia dengan memberikan kesempatan bagi orang tua untuk menjadi guru yang utama bagi anak-anak mereka, tanpa memperdulikan Betapa Rendahnya Pendidikan Orang Tua itu !

BAGAIMANA POTENSI INTELEKTUALITAS

DI DALAM DIRI SEORANG ANAK

Berdasarkan Penelitian panjang yang dilakukan oleh Benyamin S. Bloom, salah seorang Profesor Bidang Pendidikan dari University of Chicago, mengenai potensi intelektual anak, yangmana sebenarnya telah pernah disebar-luaskan pada tahun 1964, Beliau menemukan bahwa :

“Perkembangan Intelektual anak telah dimulai pada saat pembuahan, dan sampai usia anak mencapai 4 tahun perkembangan intelektual Otak mencapai 50%; sampai usia 8 tahun mencapai 80%; dan pada usia 18 tahun akan mencapai 100%”

Beberapa pakar juga mengadakan penelitian terhadap kemampuan intelektual anak, diantaranya adalah Dr. Glenn Doman, dimana hasil-hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam Seri Bukunya “The Gentle Revolution”, diantaranya mengenai :

· “How To Teach Your Baby Read”

· “How To Teach Your Baby Math”

· “How To Multiply Your Baby’s Intelligence”

*DR. GLENN DOMAN mulai dengan meneliti anak-anak yang lahir dengan cacat mental, artinya bayi yang lahir dengan IQ di bawah 70. Ia menyediakan waktu setiap hari untuk bermain, bicara, bercerita dan menunjukkan berbagai macam gambar dan informasi kepada mereka dengan sabar dan tekun. Kemudian ketika anak-anak tersebut telah berusia 2 atau 3 tahun, maka mereka telah mampu berpikir dan berbuat seperti layaknya anak-anak yang dilahirkan normal. Dengan hasil penelitian tersebut kemudian Glenn Doman sampai pada suatu kesimpulan bahwa : “Jika semua rangsangan dan stimulasi tersebut diberikan kepada anak-anak yang lahir normal, hasilnya tentu akan Luar Biasa dan dapat menciptakan anak-anak yang Jenius”.

Maka ia kemudian melakukan proyek tersebut terhadap bayi-bayi yang lahir normal atau dengan IQ di atas 80. Ia menemukan bahwa pada saat anak-anak tersebut mencapai usia 4 tahun, IQ anak-anak tersebut telah mencapai antara 120 hingga 150.

*DR. DATIN NOOR LAILY dari Malaysia sangat terkesan dengan hasil penelitian yang dilakukan Dr. Glenn Doman. Kemudian ia berangkat ke Philadelpia untuk melihat dan mempelajari program-program apa saja yang dilakukan oleh Dr. Glenn Doman. Setelah itu ia kembali ke Malaysia dengan tujuan ingin membantu anak-anak untuk dapat tumbuh menjadi lebih pintar. Kemudian ia melaksanakan niatnya tersebut di Ulu Klantan suatu dusun di pegunungan dimana banyak para orang tua yang buta huruf. Ia memanggil Media Massa untuk meliput berita bahwa ia akan memperlakukan anak-anak tersebut secara khusus dan membawa mereka ke Kuala Lumpur. Ia melaksanakan proyeknya dengan membacakan buku-buku, menunjukkan gambar-gambar, mengajak bermain dan banyak berdialog dengan anak-anak seperti yang telah dilakukan oleh Dr. Glenn Doman.

Dua tahun kemudian, ia memanggil Media Massa itu kembali dan memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang diambil dari Ulu Klantan, kini telah menjadi anak-anak yang mampu membaca buku dan menjadi anak-anak yang cerdas. Sejak itu banyak orang tua yang harus antri untuk memasukkan anak-anak mereka ke lembaga yang dikelola oleh Dr. Datin Noor Laily tersebut.

*Ada lagi satu penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang bayi dari ibu-ibu mereka yang idiot. Bayi-bayi tersebut dipisahkan menjadi 2 kelompok, dimana kelompok pertama diperlakukan dengan rangsangan-rangsangan dan pengayaan informasi secara intensif dan konsisten setiap hari, sedangkan kelompok kedua diperlakukan tanpa diberikan stimulasi-stimulasi khusus. Maka setelah mereka mencapai usia 4 tahun, kelompok pertama telah mencapai IQ di atas 130 sedangkan kelompok kedua hanya mencapai IQ 80 saja.

BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN

POTENSI INTELEKTUALITAS ANAK

Dari hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan anak yang telah dikemukakan, maka bagi para orang tua yang ingin mengoptimalkan kemampuan intelektualitas anak-anaknya sejak bayi hingga usia 8 tahun, maka kiat-kiat yang dapat Penulis turunkan di bawah ini kiranya bisa dijadikan pedoman di dalam menumbuh-kembangkan anak agar menjadi seorang anak yang sempurna dan seimbang antara intelektual dan mentalnya kelak, diantaranya sebagai berikut :

MENGAJAK ANAK BERMAIN

Kita sebagai orang tua harus mau dan banyak mengajak anak-anak kita bermain. Bermain merupakan aktifitas anak untuk menumbuhkan dan mengembangkan jiwa seorang anak.

Bermain yang paling baik adalah dengan melakukan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan Vestibular System yang ada dalam otak. Vestibular system ini berhubungan dengan suatu cairan yang ada di belakang telinga yang sangat mempengaruhi kecerdasan seorang anak.

Gerakan-gerakan tersebut antara lain :

· Berguling-guling.

· Berayun-ayun.

· Melompat-lompat.

· Gerakan baling-baling helikopter.

Gerakan bak baling-baling helikopter ini sangat dianjurkan untuk anak di atas 3 tahun asalkan ia sudah bisa berlari, gerakan ini secara rutin telah digunakan oleh Prof. Lyelle Palmer untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan belajar pada anak-anak.

Sedangkan bermain yang sangat dianjurkan untuk dapat memaksimalkan perkembangan kelima panca indera, diantaranya :

  1. Memberikan warna-warna yang kontras (misalnya hitam-putih seperti papan catur) di kamar bayi / anak. Warna catur ini sangat baik untuk merangsang indera penglihatan terutama pada bayi.

  1. Memperdengarkan berbagai macam suara (seperti suara binatang, kendaraan, orang), berguna untuk mempertajam indera pendengaran anak.

  1. Memberikan macam-macam cicipan (misalnya manis, asin, pahit, dsb), berguna untuk merangsang indera perasa/pengecap.
  2. Memperkenalkan wewangian, berguna untuk merangsang indera penciuman.

  1. Memperkenalkan berbagai bentuk benda-benda yang dapat dipegang (seperti kotak, bola, meja, kursi, dsb) untuk merangsang indera peraba.

Untuk mempertajam Analytical & Logical Sense (Daya Analisa dan Logika) anak, sebaiknya dilakukan permainan yang berhubungan dengan penalaran seperti : bermain tebak-tebakan yang berupa angka-angka, teka-teki yang berhubungan dengan logika praktis atau teka-teki yang menimbulkan kemampuan verbal (kemampuan mengemukakan pendapat dalam bentuk bahasa).

Sedangkan untuk membangun Creativity (Kreatifitas) anak, ada baiknya dengan menggunakan Permainan Lego untuk menyusun bentuk-bentuk (misalnya bentuk bangunan, kendaraan, hewan, orang, dsb). Permainan seperti ini juga sekaligus memperkenalkan anak dengan bermacam bentuk yang terdapat di dunia nyata ini.

MEMBACAKAN ANAK CERITA

Orang tua dituntut harus mau memperkenalkan buku kepada anak sejak dini (sejak lahir). Saat yang paling mudah untuk menanamkan kebiasaan membaca kepada anak adalah ketika anak-anak masih belum bisa protes, yaitu waktu masih bayi bahkan sejak masih dalam kandungan.

Jika kita mau membacakan cerita kepada bayi setiap malam secara rutin, maka acara tersebut akan menjadi sesuatu Ritual yang dinantikan oleh anak. Membacakan cerita kepada bayi juga menumbuhkan Curious (Rasa Keingin-tahuan) pada anak.

Ketika bayi semakin besar, sudah bisa duduk dipangkuan orang tuanya, bisa meraba buku dan dapat merasakan kasih sayang ayah/ibu ketika sedang dibacakan buku cerita, saat itulah anak akan merasa senang dan nyaman, seolah-olah dengan buku membuatnya aman dan terlindung. Keadaan seperti ini oleh para ahli disebut sebagai Neuro Association. Nah, perasaan ini akan terbawa kelak sampai dewasa sehingga akan menjadi suatu kebiasaan dan kebutuhan rutin akan bahan-bahan bacaan yang berguna, sehingga anak tidak lagi Alergi dan Phobia (Takut) dengan yang namanya buku karena buku sudah menjadi teman yang menyenangkan baginya.

Penumbuhan kebiasaan membaca pada anak-anak kita juga untuk mengimbangi dampak negatif yang ditimbulkan Televisi yang pada akhir-akhir ini jumlahnya semakin bertambah dan semakin marak acara-acaranya.

DAMPAK NEGATIF yang dapat ditimbulkan TV terhadap anak-anak, adalah :

VISUAL LAZINESS

Biasanya warna-warna yang dipancarkan TV sangat indah dan menarik untuk dilihat anak dan ketika anak-anak harus berhadapan dengan buku-buku sekolah yang tulisannya hitam-putih, kecil-kecil dan tidak ada gambarnya maka anak tidak akan tertarik untuk membacanya apalagi untuk mempelajarinya. Akibatnya anak akan menjadi malas belajar karena tidak suka membaca buku.

MENTAL LAZINESS

Jalan cerita pada film-film atau cerita-cerita yang ditayangkan TV pada umumnya mudah ditebak, yaitu antara yang baik dan yang buruk, mula-mula yang baik kalah tapi pada akhir cerita yang baik dapat dipastikan akan selalu menang. Begitu seterusnya setiap film atau cerita yang ditayangkan. Dengan tema yang ringan dan sederhana seperti itu, anak akan tidak terbiasa berpikir kompleks. Akibatnya problem anak baru akan muncul ketika anak harus masuk sekolah dan ia harus mulai berpikir tidak hanya yang sifatnya sederhana saja tetapi juga yang kompleks dan rumit.

Dengan demikian dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi pada anak jika 5 tahun pertama hidupnya hanya dihabiskan untuk menonton TV, anak akan mendapat banyak kesulitan yang biasanya orang tua tidak mengetahui dan menyadari penyebabnya tersebut. Dimana selanjutnya tanggapan anak terhadap orang tuanya atas hasil yang tidak memuaskan orang tua tersebut membuat kesan seolah-olah orang tuanya tidak memperhatikan dan menyayangi anak. Sebagai kompensasinya mulailah anak melakukan hal-hal yang negatif untuk menarik perhatian orang tuanya.

MEMELIHARA RASA KEINGIN-TAHUAN ANAK

Semua anak secara universal (secara umum) suka sekali mengajukan pertanyaan-pertanyaan, demikian juga anak-anak di Indonesia. Tapi begitu mereka dewasa, kita melihat ada perbedaan antara orang-orang di negara kita dengan di negara-negara Barat pada umumnya, dimana orang-orang kita kebanyakan tidak suka bertanya atau lebih suka diam, sebaliknya orang-orang di sana rasa keingin-tahuan mereka sangat tinggi.

Apa yang terjadi sebenarnya ?

Para ahli mengatakan bahwa di otak kita ada Neuro Pathway, dimana salah satu bagiannya disebut Asking Path (Bagian Bertanya atau Keingin-tahuan). Yang terjadi di negara-negara Barat bila anak-anak mereka bertanya orang tuanya akan selalu menjawab dengan jawaban yang memuaskan anak karena pada umumnya orang tua di sana suka/gemar membaca. Tiap kali anak bertanya, akan dijawab, bertanya lagi dijawab lagi, begitu seterusnya, akibatnya Neuro Pathway mereka semakin kuat. Lain halnya dengan di sini, bila anak bertanya orang tua biasanya tidak memberikan jawaban yang memuaskan anak bahkan sering kali jawaban yang salah, karena umumnya orang tua di sini kurang suka membaca sehingga pengetahuannya juga kurang. Kadangkala anak yang selalu bertanya sering dikatakan cerewet bahkan sering dimarahi orang tuanya, akhirnya anak akan enggan bertanya lagi karena rasa keingin-tahuannya telah dipadamkan dengan julukan cerewet tadi, akibatnya Neuro Pathway yang terjadi semakin melemah dan menciut, akhirnya rasa keingin-tahuan anak akan hilang.

Seyogianya bila anak-anak kita bertanya, kita seharusnya menjawab dengan jawaban yang benar dan bisa dipahami oleh anak. Jangan kita sekali-kali menjawab sekenanyakarena akan berakibat fatal. Jawaban yang asal-asalan tersebut akan terus tertanam di memori si anak sehingga nantinya bila ia ditanya hal yang sama oleh gurunya atau oleh orang lain maka ia akan menjawab seperti itu juga. Sebagai orang tua, kita harus selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak dan memanfaatkannya sebagai suatu “ajang belajar” bagi anak. Bila kita tidak tahu jawaban dari pertanyaan anak, kita harus fair dengan mengatakan bahwa : “Papa/Mama tidak tahu, nanti Papa/Mama cari dulu ya jawabannya di buku anu...”. Dengan demikian anak akan tahu bahwa tidak semua orang pintar, dan disitulah pentingnya buku-buku bacaan untuk menjawab pertanyaan ataupun untuk menambah pengetahuan…..