Dapatkan Paradigma-paradigma untuk Kesuksesan dalam Hidup, Karier dan Bisnis dari Blog ini

Dapatkan Paradigma-paradigma untuk Kesuksesan dalam Hidup, Karier dan Bisnis dari Blog ini

MISSION OF "INCREDIBLE PARADIGMS"

HELPING ANY PEOPLE / CORPORATION TO IMPROVE THEIR "PARADIGMS" TO FACE THE WORLD IN ORDER TO BE MORE SUCCESSFUL IN THEIR OWN WHOLE LIFES AND THEIR OWN COMMERCIAL BUSINESSES

FIND YOUR OWN SUCCESSFUL LADDER !

FIND YOUR OWN SUCCESSFUL LADDER !
A HIGHWAY TO BE MORE SUCCESSFUL IN YOUR OWN WHOLE LIFE !!!

DO YOU NEED SOME TRAININGS TO ENHANCE YOUR PARADIGM ?

YOU CAN ORDER TRAININGS FOR INDIVIDUAL OR COMPANY. SOME KIND OF TITLES "IN-HOUSE TRAINING" AMONG OTHER ARE AS FOLLOWS :


1. INCREDIBLE PARADIGMS
2. ACHIEVEMENT MOTIVATION
3. MOTIVATIONAL LEADERSHIP
4. PERSONAL EFFECTIVENESS
5. FUTURISTIC LEADERSHIP
6. COACHING & COUNSELING
7. CREATIVE DECISION MAKING
8. FINANCE FOR NON-FINANCE
9. SERVICE EXCELLENCE
10. CUSTOMER SERVICE
11. Etcetera...


PLEASE CONTACT

HOTLINE SERVICE :
0878-7063-5053 (Fast Response)
( Telp / SMS / Whatsapp / BBM PIN : 53AB4CC8 )

CONTACT PERSON :
Mr. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Mrs. Dra. Latifah Shobrie

WEBSITES :
www.hardhismart-consulting.blogspot.com
www.kingoftraining.blogspot.com
www.tokosdm.blogspot.com

E-MAILS :
m.shobrie@gmail.com
hardhi.smart.consulting@gmail.com

PROFILE OF "HARD-Hi SMART CONSULTING" :

HARD-Hi SMART TRAINING (Sample Video) :

SOFT SKILL : "THE CAPABILITIES"

Keserba-bisaan seperti halnya kelenturan dapat terus dikembangkan. Orang yang serba bisa cenderung mendekati berbagai situasi sebagai suatu kesempatan baru untuk belajar dan meningkatkan diri secara terus menerus. Setiap orang bisa memilih apakah akan menjadi serba bisa atau tidak melalui 5 ciri khas yang utama.

Ciri-ciri khas Utama Keserba-bisaan adalah sebagai berikut :

1. KEULETAN (ADVERSITY)

Keuletan berarti mengatasi keadaan walaupun ada kemunduran, hambatan-hambatan atau sumber daya yang terbatas. Keuletan merupakan ukuran ketangguhan dan kegigihan. Keuletan juga berhubungan dengan kekuatan emosional dan kekuatan mental. Keuletan melibatkan perilaku yang akan menuju sukses akhir melalui upaya-upaya yang gigih dan pantang menyerah (never give-up).

Sejarah penuh dengan contoh pribadi-priadi yang “Pantang Menyerah” yang beberapa diantara mereka lebih positif dan memiliki keyakinan diri yang tinggi seperti diantaranya : Jenderal Sudirman, Cut Nyak Dien, Soekarno, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Mozart, Bethoven, dan masih banyak lagi yang lainnya.

2. WAWASAN (SENSE OF FUTURE)

Wawasan merupakan kemampuan Penginderaan Jauh ke Depan (a whole new sense of future). Seseorang yang mempunyai wawasan bisa melihat hasil yang diinginkan untuk masa mendatang serta bagaimana cara mencapainya. Wawasan memberikan fokus umum untuk membangkitkan energi orang ke arah maksud dan tujuan yang ingin dicapai serta strategi tindakan untuk sampai ke sana.

Dengan laju kecepatan, sifat dan arah perubahan di zaman sekarang ini tanpa adanya wawasan untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di masa yang akan datang, seseorang bisa terjebak dalam hal-hal sepele yang tanpa tujuan yang fokus mengenai kegiatan yang harus terus dimiliki dan dijalankan.

Wawasan dapat merupakan berbagai dimensi seperti mulai dari : mencari uang lebih banyak, mengakhiri sebuah masalah, meningkatkan situasi, menciptakan inovasi, atau sampai kepada mendapatkan lebih banyak hal-hal yang menyenangkan.

Kemampuan berwawasan bisa dikembangkan dengan membayangkan 5-10 tahun ke depan dan membayangkan bagaimana Diri Kita dan Perusahaan Kita saat itu. Dengan demikian kita bisa mengestimasi dan memperkirakan kesenjangan-kesenjangan apa saja yang ada saat ini untuk ditutup dan dieliminasi, sehingga kita bisa menyusun rencana sehubungan dengan ekstrapolasi tersebut.

3. PENUH PERHATIAN (ATTENTIVE)

Sikap penuh perhatian berarti menyadari “apa saja yang sedang berlangsung di lingkungan kita”. Sikap penuh perhatian berhubungan dengan kemampuan membaca situasi yang tersirat (implicit). Ini bisa dari sesederhana memperhatikan ketika seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita.

Bersikap penuh perhatian berarti mengosongkan diri dari pemikiran-pemikiran diri kita sendiri secara subyektif (mampu melihat dari kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan pikiran untuk mau melihat segala hal di luar diri kita.

Orang yang penuh perhatian juga tahu kapan ia harus bertindak dan kapan ia tidak boleh bertindak. Orang yang tergolong penuh perhatian akan bermain dalam hal : kecenderungan, pola-pola, variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian akan memiliki sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, gagasan ataupun saran-saran dari orang lain.

4. KECAKAPAN (PROFESSIONAL SKILL)

Kecakapan adalah kemampuan dan keahlian spesifik pada bidang-bidang tertentu yang telah dipilih seseorang. Kecakapan tidak cukup hanya “mampu mengerjakan” tetapi juga memiliki kemampuan “memecahkan masalah” (trouble shooting) di bidangnya tersebut. Hal ini memungkinkan Anda untuk dengan cepat dan cekatan mengembangkan dan memperagakan pengetahuan kerja yang baru dan berbeda dalam kaitannya dengan persoalan, orang-orang dan situasi kerja.

Memperlihatkan KECAKAPAN melibatakan keharusan dalam hal : mengetahui apa-apa yang Anda kerjakan dan lakukan, bagaimana cara melaksanakannya, bagaimana cara menyelesaikan masalah yang terjadi di dalamnya, serta mengkomunikasikan dan mensosialisasikannya secara efisien dan efektif dengan orang-orang di dalam lingkup kerja yang lebih kecil ataupun skup perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan atas para pencetak prestasi yang tinggi, dikatakan bahwa kecakapan pribadi (self-capability) memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam mencapai kecakapan kerja (work-capability). Orang-orang yang memiliki kecakapan pribadi tinggi akan menetapkan tujuan dan sasaran pribadi yang realistis, mengantisipasi hambatan yang akan mempengaruhi kemajuan dan mengambil tindakan yang bisa memberikan sumbangan secara terus menerus kepada keberhasilan dan kesuksesan. Secara berkala, mereka juga akan melakukan kontemplasi (perenungan diri) tentang apa-apa yang sudah diperbuat dan hasil-hasil apa yang telah dicapai selama ini.

5. INTROSPEKSI (INTROSPECTION)

Introspeksi adalah kemampuan untuk memprakarsai perubahan, mengevaluasi diri dan membuat koreksi diri yang berlangsung terus menerus tanpa henti. Seorang ahli psikologi terkenal yang bernama David McClelland menamakan kemampuan ini sebagai LOCUS OF CONTROL INTERNAL.

Orang-orang yang memiliki Locus of Control Internal yang tinggi apabila menemukan kegagalan dalam segala hal maka yang pertama-tama ia akan melihat dulu jauh ke dalam dirinya yang menjadi penyebab kegagalan tersebut bukan malah menyalahkan faktor dari luar dirinya (mis: manajemen, atasan, bawahan, perusahaan, system kerja, dsb). Ia berusaha keras untuk mencari Umpan Balik sebagai Hadiah Cuma-Cuma untuk memecahkan masalah kegagalan yang dihadapinya. Mereka terdorong untuk menjadi Pribadi yang lebih baik dan bukannya menjadi Pribadi yang paling benar. Orang-orang seperti ini akan tahu dan sadar bila mereka memperlihatkan pola perilaku dan sikap yang tidak produktif.

Koreksi diri berfokus pada dorongan untuk mendapatkan kualitas pribadi yang unggul, koperatif dan kolaboratif bukan malah menjadikan pribadi yang pasif, massive atau eksklusif. Umumnya, orang menganggap tidak perlu adanya perubahan atau memikirkan perubahan bila dirasakan tidak adanya kesalahan (no fault) atau bila sesuatu itu berjalan dengan baik (running well). Hanya kalau sesuatu yang masih baru, tidak lengkap atau tidak sempurna mereka baru melihat kesempatan untuk membuat koreksi. Padahal ada ataupun tidak adanya hal tersebut, Peningkatan (improvement) harus terus menerus dijalankan, karena kepastian PERUBAHAN ke arah yang lebih baik TERUS MENERUS BERLANGSUNG di dunia ini apapun alasannya.

Salah satu teknik yang paling sederhana untuk melakukan introspeksi atau koreksi diri adalah dengan menyediakan waktu + 5 menit setiap harinya untuk melakukan peninjauan harian dan mencatatnya dalam Jurnal Pribadi mengenai kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta tindakan-tindakan apa saja yang harus dilakukan selanjutnya untuk memelihara dan meningkatkan kemajuan tersebut.