Dapatkan Paradigma-paradigma untuk Kesuksesan dalam Hidup, Karier dan Bisnis dari Blog ini

Dapatkan Paradigma-paradigma untuk Kesuksesan dalam Hidup, Karier dan Bisnis dari Blog ini

MISSION OF "INCREDIBLE PARADIGMS"

HELPING ANY PEOPLE / CORPORATION TO IMPROVE THEIR "PARADIGMS" TO FACE THE WORLD IN ORDER TO BE MORE SUCCESSFUL IN THEIR OWN WHOLE LIFES AND THEIR OWN COMMERCIAL BUSINESSES

FIND YOUR OWN SUCCESSFUL LADDER !

FIND YOUR OWN SUCCESSFUL LADDER !
A HIGHWAY TO BE MORE SUCCESSFUL IN YOUR OWN WHOLE LIFE !!!

DO YOU NEED SOME TRAININGS TO ENHANCE YOUR PARADIGM ?

YOU CAN ORDER TRAININGS FOR INDIVIDUAL OR COMPANY. SOME KIND OF TITLES "IN-HOUSE TRAINING" AMONG OTHER ARE AS FOLLOWS :


1. INCREDIBLE PARADIGMS
2. ACHIEVEMENT MOTIVATION
3. MOTIVATIONAL LEADERSHIP
4. PERSONAL EFFECTIVENESS
5. FUTURISTIC LEADERSHIP
6. COACHING & COUNSELING
7. CREATIVE DECISION MAKING
8. FINANCE FOR NON-FINANCE
9. SERVICE EXCELLENCE
10. CUSTOMER SERVICE
11. Etcetera...


PLEASE CONTACT

HOTLINE SERVICE :
0878-7063-5053 (Fast Response)
( Telp / SMS / Whatsapp / BBM PIN : 53AB4CC8 )

CONTACT PERSON :
Mr. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Mrs. Dra. Latifah Shobrie

WEBSITES :
www.hardhismart-consulting.blogspot.com
www.kingoftraining.blogspot.com
www.tokosdm.blogspot.com

E-MAILS :
m.shobrie@gmail.com
hardhi.smart.consulting@gmail.com

PROFILE OF "HARD-Hi SMART CONSULTING" :

HARD-Hi SMART TRAINING (Sample Video) :

THE PARADOX OF NEW EMPLOYEE

Akhir-akhir ini Hani sering mengeluh. Pegawai baru itu merasa kesal dengan sikap teman-teman di kantornya, yang sering melimpahkan tugas mereka pada dirinya. Awalnya, Hani merasa enjoy dengan ‘pelimpahan’ tugas tersebut. Tapi akhirnya dia keteteran.

Hani merasa teman-temannya bersikap seenaknya. “Sebetulnya tidak masalah buat saya bekerja 10-12 jam sehari. Tapi ini benar-benar mengganggu saya. Karena mereka seenaknya melimpahkan pekerjaan yang seharusnya mereka kerjakan sendiri kepada saya,” keluhnya.

Pada satu kesempatan, gadis muda itu mengambil sikap tegas, dengan berterus terang, saat sebuah tugas disodorkan pada dirinya. “Saya bilang, bahwa ada orang yang dibayar untuk mengerjakan hal yang mereka minta dan itu bukan saya!”

Akibatnya fatal. Rekan kerja Hani justru jengkel dengan kata-katanya. Tak cuma balik memarahi, mereka bahkan menjauhi gadis itu. Hani akhirnya stress sendiri. “Bagaimana saya membuat batasan pada pekerjaan saya, tanpa membuat orang marah pada saya?” keluhnya.

‘Ploncoan’ memang bukan cuma terjadi di dunia sekolah atau kampus. Pegawai baru pun acap menjadi korban ploncoan dari karyawan yang lebih senior. Mungkin, apa yang terjadi pada Hani, pelimpahan tugas, merupakan bagian dari ploncoan yang keterusan. Dalam arti, mereka jadi keranjingan memberikan tugas yang seharusnya dikerjakan sendiri, tapi malah dilimpahkan kepada Hani.

Apa yang harus dilakukan, jika Anda juga menghadapi situasi seperti ini?

Memang menjengkelkan. Tapi jangan sampai ‘meledak’. Anda juga tak perlu emosional saat menyatakan keberatan. Ada saatnya Anda membiarkan mereka mengambil keuntungan dari Anda. Dan sekarang, saatnya Anda mengubah prilaku ‘merugikan’ tersebut. Mungkin tip’s berikut bermanfaat untuk Anda.

1. Ketimbang Anda marah-marah dengan pelimpahan tugas tersebut, sebaiknya Anda berterus terang, bahwa Anda juga punya tugas sendiri. Mungkin Anda bisa mengatakan, “Saya mengerti Anda butuh tugas ini tengah hari nanti. Tapi saya mungkin baru bisa menyelesaikannya jam dua siang. Karena ada proyek lain yang harus saya kerjakan pagi ini.”

2. Gunakan kata ‘saya’. Kebanyakan orang cenderung bersikap defensif jika kita menggunakan kata ‘kamu’, yang berkonotasi menuduh. Komunikasi akan terhenti dan orang tersebut cenderung bersikap defensif ketimbang menjadi pendengar. Cobalah untuk menjelaskan, “Saya bersedia membantu semampu saya. Tapi sejujurnya, saya hanya bisa menghandel tugas saya hari ini. Jane biasanya bersedia mengerjakan beberapa tugas yang diminta. Saya percaya dia akan mampu menolong Anda.”

3. Jangan marah atau bersikap kasar. Menyindir orang lain dengan mengeluarkan komentar kasar, sementara waktu mungkin akan membuat Anda merasa lebih baik. Tapi itu hanya sementara. Karena sikap Anda justru memperburuk situasi yang memang tak menyenangkan itu.

4. Jangan memotong pembicaraan. Selain tidak sopan, dampak yang diterima juga malah sebaliknya dari yang diinginkan. Saat melakukan interupsi, mungkin Anda berfikir bisa mengurangi atau mengakhiri pembicaraan. Jadi sebaiknya tak perlu Anda lakukan.

5. Menjawab pertanyaan dengan penjelasan, bukan menghakimi. Jangan memulai pertanyaan dengan ‘Kenapa’?. Karena, orang akan cenderung bersikap defensif. Gunakan kalimat awal ‘Apa’, ‘Siapa’, ‘Di mana’, ‘Kapan’ dan ‘Bagaimana’ untuk memulai sebuah pertanyaan.

Yakinlah, jika Anda bisa membuat diri Anda menjadi lebih tegas, bicara sesuai fakta dan sopan, orang akan lebih bersikap respek pada Anda. Dijamin, pelimpahan tugas juga akan jauh berkurang.